Aisyah,
engkau hadir pada kesunyian hati tentang indahnya warna kehidupan
senyum mungilmu bagai lukisan yang melengkapi ruang rindu kami tentang makna kelembutan berbagi
kehadiranmu tak hanya sekedar kesucian harapan, namun sebuah makna mendalam tentang keseimbangan hidup
dalam setiap doa, kami berharap engkau kelak kan menjadi bidadari yang cantik jiwa-raga dengan ketangguhan keunikan ilmu-pengetahuan yang slalu berpegang lurus pada asma-asma indah-Nya
Aisyah,
awal perjalanan hidupmu ternyata begitu berat ...
engkau bagai peri kecil yang terlampau sarat menghadirkan selaksa harapan
satu sisi sayapmu begitu berharap mampu mengepakkan pada keindahan bumi, namun sisi sayap lain tak kuasa menghadirkan kesucian diri ...
dan ketika Tuhan bersegera memanggilmu kembali di sisi-Nya
engkau pun pamit meninggalkan nafas dunia
saat itu,
terasa bumi berhenti berputar dan matahari tak bersahabat dengan kami
dan air mata pun serentak jatuh ke bumi mengiringi kepergianmu ...
engkau tak memberi kesempatan pada kami tuk berbagi tentang indahnya menatap bola matamu ketika engkau beranjak ke bersekolah di pagi hari, bermanja ketika remaja, dan duduk berbagi ketika engkau dewasa ...
Aisyah,
walau engkau tak sempat menemani kami lagi pada terbitnya mentari di esok hari, namun kami yakin Tuhan kan slalu mendekatkanmu pada nafas kami ...
Kami hanya mampu berkata dan berdoa:
“... dan peri kecil itu pun tersenyum dalam lelap panjangnya ketika Sang Penjaga Kehidupan sedang menguatkan keteguhan jiwa dan raga kami. Semoga kehadiran sesaatnya di dunia tlah membawa hikmah yang mendalam bagi kebaikan kehidupan kami, dan Allah Yang Maha Mengetahui segala rahasia menjadikannya bunga indah nan harum mewangi di taman surga kelak. Amien ...”
Aisyah,
kami kan slalu merindukanmu pada setiap hening kami,
temani kami dalam setiap mimpi malam indah kami,
tunggu ayah, bunda, Aa, Dede di surga kelak ya Nak ...
No comments:
Post a Comment