Selain matahari (syam) dan bulan (qomar), ada 7 kata yang digunakan dalam Alquran untuk menjelaskan tentang benda langit yang selama ini diterjemahkan oleh Depag sebagai "bintang".
Kata-kata tersebut adalah: Nujuum disebut 11x, Buruuj 3x, Kaukaab 3x, Kawaakib 2x, Masoobikha 2x, Khunsi 1x, dan Syi'ra 1x.
Masing-masing istilah benda langit menggambarkan keadaan yang khusus. Nujuum misalnya disebut sebagai benda langit yang digunakan sebagai petunjuk arah, begitu pula buruuj misalnya yang dideskripsikan sebagai benda langit yang membentuk gugusan.
Kajian ini jarang sekali ditemui dalam kajian-kajian ilmu kewahyuan yang kita dapatkan di bangku sekolah atau pun madrasah. Karena semua istilah tersebut diterjemahkan sama (sebagai bintang), maka dulu kita menganggap bahwa benda-benda langit itu memiliki gambaran yang sama persis, tidak spesifik. Padahal perintah Allah agar kita memikirkan penciptaan alam semesta agar kita yakin tentang kekuasaan Tuhan, sungguhlah banyak.
Namun yang jelas, 7 istilah benda langit tersebut berbeda sama sekali dengan istilah 'syam' yang merujuk pada matahari.
Artinya, dalam Alquran, bintang tak sama dengan matahari. Nujuum, Buruuj, Kaukaab, Kawaakib, Masoobikha, Khunsi, dan Syi'ra adalah berbeda sama sekali dengan syam.
Berseberangan dengan Alquran, justru dalam sains, matahari dianggap sebagai bintang yang memiliki ciri yang sama dengan bintang-bintang yang lain di alam semesta.
Lalu manakah yang mutlak kita yakini benar, Alquran atau Sains?
"Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami(nya)," (QS 16: 12)
Catatan:
Penelusuran dibantu dengan aplikasi QuranCode yang dapat didownload di qurancode.codeplex.com
No comments:
Post a Comment