Awalnya mereka bikin teori bumi mengelilingi matahari. Masalah muncul dengan teori ini, sebagian belahan bumi akan mengalami siang terus menerus dan sebagian belahan bumi lain akan mengalami malam terus menerus. Ini jelas tidak sesuai dengan fakta.
Lalu bikin teori baru: Bumi Berotasi pada porosnya. Sehingga siang dan malam memungkinkan terjadi. Namun masalah muncul kembali, air laut dan benda-benda di permukaan bumi akan terlempar akibat rotasi bumi tersebut. Dan saat lompat seharusnya kita tertinggal dari posisi awal. Ini juga tidak sesuai dengan fakta karena air di permukaan bumi tetap tenang tidak terpengaruh sedikitpun (terlempar) akibat rotasi bumi.
Putar otak, melalui Issac Newton mereka bikin lagi Teori Gravitasi. Bumi dan benda bermassa (saja) memiliki gaya tarik. Teori ini pun menimbulkan masalah dan pertanyaan baru, yakni benda-benda di atas permukaan bumi seharusnya akan tertarik ke bumi akibat besarnya gravitasi bumi seperti bulan yang tertahan pada orbitnya. Namun faktanya tidak demikian. Burung dan awan sama sekali tidak tertarik oleh kuatnya gaya gravitasi. Mekanisme kerja gaya gravitasi masih tidak bisa dijelaskan dan graviton masih sebatas hipotesis.
Maka direkayasalah sebuah Teori Inersia. Sebuah benda akan terus menerus mempertahankan kedudukannya. Atmosfir dianggap satu sistem inersia dengan bumi yang berotasi. Sayangnya, tidak ada eksperimen yang mampu membuktikan fluida di sekitar bola berputar akan ikut berotasi bersama bola dengan kecepatan yang sama. Ini pun tidak sesuai dengan fakta.
Saat ini mereka lagi mati-matian bikin percobaan untuk menemukan Gravitation Wave dan bikin Teori Cooliris demi menutup kelemahan teori gravitasi dan teori atmosfir berotasi bersama bumi.
Apa gak capek ya?
Neng Nabila Syafitri silakan dilengkapi dengan asal-usul Mas Newton.
No comments:
Post a Comment