Saya ingat betul, sejak kuliah Tahun 1992, minat saya untuk menikmati sinema layar lebar Indonesia sangat rendah bahkan hampir tidak ada. Tidak saya temui film-film sekelas Doea Tanda Mata atau Secangkir Kopi Pahit era 80an. Bahkan hanya sekedar mengimbangi serial Siti Nurbaya dan Senagsara Membawa Nikmat saja yang ditayangkan TVRI amatlah sulit bagi para sineas saat itu. Misi komersil mengalahkan idealisme. Bioskop Indonesia diwarnai cerita-cerita sekitar 2P alias Paha dan Pocong.
Hingga pada suatu saat ada rekan yang memutarkan Film AADC pada tahun 2002 di PC jadul saya yang berprosesor AMD 5x86, sikap skeptis saya pada sinema Indonesia mulai berubah. Walaupun bergenre remaja dan sudah tidak 'pas' ditonton oleh orang seusia saya saat itu, namun saya berkesimpulan bahwa AADC adalah film yang berbeda. Bahkan selepas itu, saya ketagihan nonton VCD nya hingga berkali-kali. Karakter Rangga yang Cool dan Sarat mempertahankan Prinsip Hidup, Cinta yang Cerdas namun Sok Tahu, Alya yang Kalem dan Lemah, Milly yang Polos, dan sentuhan Master OST Melly Goeslaw yang semua lagunya hits, semakin membuat banyak masyarakat khususnya remaja yang jatuh cinta pada film ini. Saat itu ada ketidakpuasan dari para penonton karena happy ending dalam AADC hanyalahhappy beginning. Bagi saya pribadi, bumbu cerita ayahnya Rangga yang bersikap vokal pada rezim pemerintah menjadi value tersendiri dari AADC.
Dan hari ini saya mendapatkan video Mini Seri AADC 2014. Kurang dalam waktu sehari sudah ramai dibicarakan oleh masyarakat sosial media khususnya kalangan yang berusia 25-35 tahunan saat ini. Mungkin ini menandakan bahwa AADC 2002 begitu mengena di hati penonton saat itu yang didominasi oleh remaja. Jumlah viewer AADC sudah mencapai 650.527 dalam sehari sejak dipublikasikan oleh LINE Indonesia. Saya hanya bisa bilang menakjubkan dengan kewajaran. Ya, wajar karena penonton harus menunggu 12 tahun untuk mengetahui Kisah Kasih Rangga dan Cinta.
Hingga pada suatu saat ada rekan yang memutarkan Film AADC pada tahun 2002 di PC jadul saya yang berprosesor AMD 5x86, sikap skeptis saya pada sinema Indonesia mulai berubah. Walaupun bergenre remaja dan sudah tidak 'pas' ditonton oleh orang seusia saya saat itu, namun saya berkesimpulan bahwa AADC adalah film yang berbeda. Bahkan selepas itu, saya ketagihan nonton VCD nya hingga berkali-kali. Karakter Rangga yang Cool dan Sarat mempertahankan Prinsip Hidup, Cinta yang Cerdas namun Sok Tahu, Alya yang Kalem dan Lemah, Milly yang Polos, dan sentuhan Master OST Melly Goeslaw yang semua lagunya hits, semakin membuat banyak masyarakat khususnya remaja yang jatuh cinta pada film ini. Saat itu ada ketidakpuasan dari para penonton karena happy ending dalam AADC hanyalahhappy beginning. Bagi saya pribadi, bumbu cerita ayahnya Rangga yang bersikap vokal pada rezim pemerintah menjadi value tersendiri dari AADC.
Dan hari ini saya mendapatkan video Mini Seri AADC 2014. Kurang dalam waktu sehari sudah ramai dibicarakan oleh masyarakat sosial media khususnya kalangan yang berusia 25-35 tahunan saat ini. Mungkin ini menandakan bahwa AADC 2002 begitu mengena di hati penonton saat itu yang didominasi oleh remaja. Jumlah viewer AADC sudah mencapai 650.527 dalam sehari sejak dipublikasikan oleh LINE Indonesia. Saya hanya bisa bilang menakjubkan dengan kewajaran. Ya, wajar karena penonton harus menunggu 12 tahun untuk mengetahui Kisah Kasih Rangga dan Cinta.
Akankah Miles Production melanjutkan mini seri ini menjadi AADC 2? Sepertinya berkemungkinan kuat menuju arah itu. Gambaran rupiah dan keuntungan dalam AADC 2 bisa terlihat dari fenomena hebohnya respon peluncuran mini seri ini.
Namun ada satu hal yang perlu menjadi catatan dan pelajaran buat kita semua adalah bahwa idealisme bukan penghalang medapatkan penghargaan yang bernilai materi.
Tuhan pasti akan meninggikan orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat. Dan derajat itu salah satunya adalah bisa jadi dalam bentuk materi atau harta.
Share On
No comments:
Post a Comment