CARA KERJA RAKIB ATID (METODE 2)
Tidak banyak dari kita yang berkesempatan dan mencoba mengulas tentang bagaimana menterjemahkan hal-hal yang gaib dengan pendekatan ilmu fisika. Banyak sekali yang menganggap bahwa hal gaib tak kan mampu dicerna oleh logika pikir kita sehingga kita langsung berkesimpulan bahwa gaib adalah sesuatu yang tidak ilmiah. Ini pula yang menjadi pemicu sebagian manusia untuk tidak mempercayai agama. Sebagian manusia berkeyakinan bahwa agama hanyalah halusinasi manusia saja. Bahkan agama dianggap sebagai racun kehidupan karena banyak mengatur kehidupan manusia.
Padahal pada saat bersamaan, banyak ilmuwan seperti pakar fisika yang awalnya ateis atau beragama tertentu kemudian menjadi pemeluk Islam karena banyak menemui keterangan-keterangan dalam kitab suci yang sangat rasional dan sangat ilmiah. Banyak penemuan sains yang membenarkan keterangan yang ada dalam Alquran. Tengok saja misalnya soal proses kehamilan, penciptaan alam semesta, siklus air, dan sebagainya.
Semasa kuliah di Teknik Nuklir, saya pernah mengikuti kajian-kajian Nucleosophydi kampus. Sebuah kelompok kajian komunitas nuklir yang mencoba menterjemahkan keterangan-keterangan dalam Alquran dengan pendekatan ilmu alam atau ilmu kealaman seperti fisika klasik dan fisika kuantum. Pak Agus Mustofa yang juga alumni Teknik Nuklir termasuk salah seorang yang banyak mengulas ilmu agama dengan pendekatan ilmiah melalui kajian-kajian dan buku-buku tasawuf modern nya.
Salah satu yang dikaji adalah berkaitan dengan pertanyaan "Bagaimana cara Allah SWT merekam segala amalan kita. Bagaimana caraNya menuliskan 'buku' kehidupan kita yang akan dipertunjukkan kepada kita kelak di padang mahsyar? Dan bagaimana pula Malaikat Rakib Atid mencatat amalan-amalan kita?"
Salah satu hasil kajian tersebut adalah dengan pendekatan ilmiah yang menjelaskan metode pencatatan Rakib Atid tersebut adalah dengan pendekatan bahwa malaikat tercipta dari Nur Cahaya yang memiliki kecepatan sangat tinggi seperti yang sudah saya ulas dalam tulisan sebelumnya (Cara Kerja Rakib Atid Metode 1).
Pendekatan lain untuk menjelaskan bagaimana cara Allah SWT mancatat seluruh aktivitas manusia adalah dengan melakukan proses rekaman kehidupan. Dalam kajian tasawuf modern, Pa Agus Mustofa mengulas sebagai berikut.
Bahwa alam ini sebenarnya merekam seluruh aktivitas penghuninya. Ada tiga lokasi rekaman itu. Yang pertama ada di otak kita, sebagai memori alias ingatan. Karena rekaman itulah, Anda bisa mengingat berbagai peristiwa yang Anda alami. Dan bukan hanya Anda yang mengingat peristiwa itu, melainkan juga orang-orang dekat Anda yang hadir dalam peristiwa tersebut.
Yang kedua adalah genetika kita. Sistem informasi genetika yang berada di dalam inti sel tersebut selalu merekam segala informasi yang melibatkannya. Perbuatan yang terjadi berulang-ulang akan terekam di dalam genetika sebagai kecerdasan genetik. Karena itu, tubuh kita menjadi memiliki kebiasaan merespons kejadian secara khas. Mulai tingkat molekuler, seluler, sampai pada tataran organik secara utuh.
Karakter dan bahasa tubuh yang khas pada setiap orang merupakan perwujudan rekaman genetik itu. Kelak, rekaman genetik tersebut bisa menurun kepada anak-anak kita sebagai kecenderungan khas terhadap sesuatu. Termasuk, diwariskannya penyakit tertentu.
Yang ketiga, rekaman alam semesta. Dalam sudut pandang fisika gelombang, tubuh maupun alam sekitar tak lebih hanya lautan energi alias samudra frekuensi. Tubuh kita, mulai pikiran, perasaan, denyut jantung, dan triliunan sel tubuh, semua bekerja secara kelistrikan yang menghasilkan frekuensi elektromagnetik. Karena itu, tubuh kita selalu memancarkan medan elektromagnetik ke mana-mana. Setiap berbuat apa pun, pada dasarnya kita melakukan perubahan medan elektromagnetik yang menyelimuti tubuh kita.
Nah, perubahan medan itulah yang direkam alam sekitar. Sebagai ilustrasi, di mana pun Anda berada, di situ sebenarnya terdapat gelombang radio atau televisi dari berbagai belahan dunia. Ada CNN, Al Jazirah, ABC, BBC dan, sebagainya. Gelombang tersebut telah menempuh jarak ribuan kilometer dan tidak pernah lenyap. Mereka tetap ”mengambang” di alam semesta dan bisa ditangkap di mana pun kita berada dengan menggunakan peralatan yang sesuai.
Kalau seseorang tidak bisa menangkap atau melihat gelombang itu, masalahnya bukan karena gelombang tersebut tidak ada. Melainkan, dia tidak menggunakan alat yang tepat. Misalnya, menggunakan antena biasa. Cobalah menggunakan antena parabola dengan kualitas terbaik, berbagai macam gelombang yang berseliweran di sekitar kita bisa terdeteksi semua.
Suatu saat nanti ditemukan teknologi yang bisa menangkap gelombang dari berbagai kejadian yang sudah berlangsung ribuan tahun yang lalu. Itu bukanlah angan-angan yang tidak mungkin terjadi. Persoalannya hanyalah seberapa bagus kualitas peralatan yang kita gunakan untuk memutar kembali rekaman alam semesta tersebut. Karena itu, betapa mudahnya kelak Allah mengadili manusia karena segala perbuatannya memang sudah terekam lingkungan sekitar di mana pun dia berada…!
Setelah mencermati penjelasan tersebut, maka jangan pernah berfikir sedikit pun bahwa apa yang kita lakukan akan luput dari pengawasan Allah SWT dan Rakib Atid. Allah dan malaikat akan merekam setiap gelombang elektromagnetik yang diserap dan dipancarkan oleh hati, setiap gelombang cahaya yang dipantulkan oleh mata, dan setiap gelombang bunyi yang diserap oleh telinga dan dikeluarkan oleh mulut kita.
“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi.” (QS. Al-Hajj [52]: 70)
wallahu a'lam
No comments:
Post a Comment