Nak,
maafkan ayah yang belum mampu menghadirkan kedamaian
maafkan ayah yang belum mampu menghadirkan kebahagiaan
maafkan ayah yang belum mampu menghadirkan canda tawa dalam masa kecilmu
maafkan ayah juga ya nak, yang belum mampu hadir sepenuhnya dalam hari-harimu
Nak,
ayah sekedar ingin, kamu bisa menata masa depan yang lebih baik dari ayah ketika sesusiamu dulu
ayah tak ingin kamu menggenapkan masa-masa hidupmu dengan penuh kesusahan
ayah ingin kamu bisa lebih mudah menjalani hidup ...
tak disibukkan oleh hari-hari yang bukan tugasmu saat ini ...
kamu cukup belajar, menemukan ilmu-ilmu yang akan menjaga hidupmu
walau demi kamu, ayah seringkali tak dapat membedakan matahari dan bulan
malam seringkali menjadi siang dan ayah tak sempat menikmati siang untuk menjadikannya malam
Nak,
jika suatu saat nanti ayah tutup usia,
ayah ingin kamu mencukupkan mengambil sisi baik dari ayah
bencilah sisi buruk ayah yang dapat mencelakakan hidupmu
ayah titip, belajarlah untuk selalu bersabar ...
lekatkan nilai-nilai keikhlasan dalam hidup ...
tetaplah berbagi untuk sesama walau mereka sering mengabaikan dan menyakitimu
sebab ayah dan kamu diberi kesempatan hadir di dunia, bukan untuk sendiri, namun ditemani sekelilingmu yang mewarnai keindahan hidup ...
jadilah prasasti ayah yang mencerahkan sebanyak mungkin sesama ya nak ...
[Auran, 30 Januari 2015, The Ninth]
No comments:
Post a Comment