Segala sesuatu yang diniati buruk akan menghasilkan metode yang buruk pula. Dan sesuatu yang dilakukan dengan metode buruk hanya akan menghasilkan sesuatu yang buruk pula. Sebaliknya segala sesuatu yang diniatkan baik, maka punya kecenderungan untuk menghasilkan metode dan hasil yang baik pula.
Ilustrasi matematika tersebut memberikan gambaran bahwa sesungguhnya segala amal tergantung pada niat. Berhati-hatilah dalam setiap niat yang kita munculkan dalam hati. Dan berhati-hati pula lah dalam mendefinisikan niat seseorang, apakah buruk atau baik. Niat yang buruk ditampilkan baik adalah kedustaan. Niat yang baik diopinikan buruk adalah fitnah.
Yakin saja bahwa Tuhan punya cara tersendiri yang tak terduga oleh manusia untuk menunjukkan niat seseorang itu baik atau buruk. Namun ada satu metode yang mudah kita cerna untuk mendefinisikan niat seseorang apakah berniat baik atau buruk, yakni kejujuran dan konsistensi. Orang yang berniat baik akan selalu mengutamakan kejujuran dan bersikap konsisten. Tidak ada satu pun seorang nabi yang tidak mengajarkan kejujuran dalam menyampaikan penyampaian risalahnya. Jika benar dikatakan benar, dan jika salah maka akan dikatakan salah pula. Sebab benar atau salah itu sesungguhnya ada dalam hati nurani dan diwahyukan oleh Tuhan melalui keterangan kitab suci.
Hati adalah sesuatu yang tersembunyi namun bisa dibaca. Persis seperti kita bisa membaca kekeliruan cara menghitung soal matematika pecahan tadi walau jawabannya 'dianggap' benar.
wallahu a'lam
No comments:
Post a Comment