Welcome to Kavtania's Blog

Melewati sisi waktu yang tak terhenti, bernaung dalam ruang yang tak terbatas, untuk sebuah pemahaman yang tak berujung ...
Follow Me

ANTARA ORANG PERTAMA, ORANG KEDUA DAN ORANG KETIGA ADA TANGGUNG JAWAB



By  Kavtania     21:27    Labels:,, 
Tulisan ini saya awali dulu dari istilah cinta segitiga yang sudah dikenal oleh kebanyakan orang.

Sering kita mendengar kasus yang katanya melibatkan "Cinta Segitiga". Contoh yang paling heboh adalah ketika beberapa  tahun lalu ada kasus yang menimpa Antasari (mantan ketua KPK)  diberitakan oleh media bahwa Antasari terlibat "Cinta Segitiga"  dengan Rani dan Nasrudin.

Saya berani katakan bahwa itu tidak benar. Tidak ada yang namanya cinta segitiga. Antasari mungkin mencintai Rani, dan Nasrudin juga mungkin mencintai Rani, tetapi Antasari jelas tidak sedang memadu kasih dengan Nasrudin.

Artinya kurang satu sisi untuk bisa disebut segitiga. Kalaupun  mau, paling bisa disebut "Cinta Berbentuk Jangka atau Cinta Jangka", di mana Rani di titik pusatnya, Antasari di pensilnya dan Nasrudin di bagian jarum tajamnya.

Cinta Segitiga atau Cinta Jangkar ada yang berakhir benar dan banyak yang berakhir tidak benar baik menurut agama atau norma kemanusiaan.

Cinta memang bisa datang tiba-tiba. Cinta tidak bisa diundang dan juga tidak bisa dipaksa untuk hilang. Ia datang begitu saja seperti cakrawala di pagi hari, kemudian menjadi tegas di siang hari, meredup ketika senja, dan hilang dengan sendirinya di malam hari kecuali ada cahaya rembulan.

Ibarat cakrawala, meski hanya garis horisontal maya, namun cinta seharusnya mampu menyatukan bumi dan langit yang teramat jauh jaraknya. Menjadi titik temu segala perbedaan.

Cakrawala ini terlihat jelas ketika kita sedang berada di tengah lautan luas. Sungguh indah dipandang mata dalam perpaduan kilauan biru laut dan biru muda warna langit. Namun ketika badai datang, biasanya bentuk cakrawala menjadi tak teratur. Penuh lengkungan di sana sini dan membuat garis lurus penghubung langit dan bumi tadi menjadi tak beraturan.

Cinta seharusnya mengenalkan kepada insan tuk belajar memahami perbedaan warna keinginan kemudian bersegera menatanya menjadi sebuah lukisan hidup yang indah dalam kebersamaan dan berujung pada kebaikan bersama. Maka jika dalam dunia percintaan kita sering mengalami kebimbangan, kegalauan, keresahan dan kesedihan yang lebih mendominasi perjalanan hidup di antara dua insan, apakah masih tepat menamai keadaannya dengan bahasa saling mencintai?

Maka khusus kaum adam yang sudah berpasangan, jika terjadi 'kuch kuch hota hai' atau 'ada sesuatu di dalam hati ini' yang tiba-tiba menghadirkan 'cinta baru' pada orang ketiga alangkah baiknya kita mempelajari terlebih dahulu apakah cinta ini adalah petunjuk mendapatkan 'yang baru' atau malah ujian kesetiaan.

Jika sebuah petunjuk alangkah baiknya untuk menatanya dalam kaidah yang benar secara agama. Namun jika sebuah ujian, bersegara 'menghapus' rasa tersebut sebelum ada badai yang datang memporakpondakan bahtera rumah tangga. Persis seperti bahtera di lautan yang terkena badai. Bisa selamat kemudian mendapatkan hikmahnya, bisa juga wassalam daam arti Good Bye seperti lagunya Air Supllai yang tak lebay.

Jika kita tak berhasil menata rasa cinta ini namun tetap membiarkan gejolaknya leluasa mengendalikan hati kita tanpa niat untuk menatanya, maka hampir pasti dalam dunia percintaan alias perkekasihan, kasus perselingkuhan akan terjadi.

Kasus perselingkuhan tentu saja selalu melibatkan orang ketiga. Kalau melibatkan hewan maka sungguh terlalu. Dan dalam setiap kasus perselingkuhan, orang ketiga cenderung dijadikan sebagai orang yang melakukan kesalahan tunggal. Padahal jika kita lebih cermati, orang  ketiga mau 'meladeni' cinta orang kedua hampir pasti  dikarenakan ada peluang yang diberikan oleh orang kedua.

Jika peluang itu tidak diberikan alias orang kedua menolaknya, maka perselingkuhan tidak akan terjadi. Terkecuali orang kedua dipaksa cintanya dengan cara 'ditodong' dengan senjata atau kebutuhan harta.

Namun apakah cukup kekeliruan itu hanya berasal dari pihak kedua juga? Bisa jadi tidak. Karena orang pertama memungkinkan untuk tidak memberikan ketulusan cintanya pada orang kedua yang menyebabkan orang kedua memberi peluang pada orang ketiga tadi. Mungkin saja orang pertama tidak pandai menyayangi, memperhatikan, mengkritisi, dan menjaga orang kedua atau pasangannya.

Artinya, dalam kejadian perselingkuhan sangat memungkinkan kekeliruan ada pada ketiga pihak: orang ketiga, orang kedua, dan orang pertama.

Oleh karenanya, jika kita mengalami kekasih melakukan perselingkuhan maka yang perlu kita lakukan pertama kali adalah melakukan introspeksi pada diri sendiri. Kemudian dilanjutkan dengan menanyakan secara baik kepada orang kedua atau pasangan kita. Hindarilah tergesa-gesa 'mendamprat' orang ketiga.

Pada situasi seperti ini, maka masing-masing baik orang ketiga dan orang kedua maupun orang pertama bersama-sama melakukan introspeksi untuk mau mengakui kekeliruan diri jika memang ada kekeliruan untuk kemudian menemukan solusi yang paling memberikan kemashlahatan paling banyak buat sebanyak mungkin orang-orang yang terlibat di dalamnya. Semua pihak menjadi akan bertanggung jawab pada posisinya masing-masing.

Jika dikaitkan dengan kasus-kasus Pemerintahan Jokowi, kejadian perselingkuhan ini similar dengan misalnya kasus penunjukkan menteri atau kapolri yang memiliki raport merah dari KPK.

Sebagian pendukung Jokowi menganggap bahwa Jokowi tidak bisa disalahkan karena mereka pejabat berkasus yang diangkat oleh Jokowi tersebut adalah titipan Megawati atau Partai pendukungnya. Sementara pejabat bermasalah yang diangkat oleh Jokowi 'merasa' tidak bersalah sama sekali. Dan malah ikut-ikutan menyalahkan Jokowi yang sudah menunjuk dirinya.

Jika dianalogkan dengan kasus perselingkuhan tadi, maka pandanglah Para Pendukung Jokowi sebagai orang pertama, Jokowi sebagai orang kedua, dan Megawati atau KIH atau pejabat yang diangkat sebagai orang ketiga.

Mari kita renungkan sejenak, jika Jokowi sebagai orang kedua tidak memberikan peluang pada orang ketiga, apakah pejabat bermasalah tersebut tetap aakan diangkat? Tentu tidak.

Mari pula kita renungkan sejenak, jika Megawati atau KIH atau Pejabat bermasalah tersebut enggan untuk mencintai jabatan yang akan diemban atau menolak 'cinta' Jokowi, maka apakah mereka akan tetap menginginkan jabatan tersebut?

Dan mari kita renungkan sejenak, jika para pendukung Jokowi sebagai orang pertama yang meninginkan pemerintahan bersiah dan 'seakan-akan' merasa tidak bersalah tidak memberikan peluang pada Jokowi untuk menjadi Presiden terpilih, apakah 'perselingkuhan' Jokowi dan Megawati-KIH-Pejabat bermasalah akan terjadi?

Ada seorang filusuf mengatakan, "Cinta yang benar adalah cinta yang membawa kebaikan. Memiliki hanyalah bagian kecil dari mencintai".

Maka, buat teman-teman yang mendukung Jokowi, jika memang benar-benar mencintai bangsa ini dengan sepenuh hati dan berusaha menghindarinya dari kehancuran demi anak cucu kita, marilah bersama-sama mencintai siapapun pejabat negeri ini dengan sebenar-benarnya cinta. Yakni cinta yang benar-benar membawa kebaikan buat sebanyak mungkin rakyat Indonesia. Bukan sekedar kebaikan buat orang-orang atau golongan tertentu saja.

Dan buat teman-teman yang tidak mendukung Jokowi, marilah pula untuk tidak tergesa-gesa mendoakan hal-hal yang buruk untuk beliau dan para pendukungnya. Tetaplah bekerja untuk bangsa ini, tetap memberikan kritikan yang konstruktif pada kebijakan yang dipandang keliru, tetap mendukung program pemerintah yang baik, dan selalu berdoa untuk kebaikan negeri ini.

Semoga cinta kita pada bangsa ini benar-benar bersandar pada nilai-nilai agama yang mengajarkan kebaikan dan keselamatan buat seluruh umat manusia.

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. (QS Al Isra' [17]: 7)

Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan) niscaya Kami kembali (mengazabmu) dan Kami jadikan neraka Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS Al Isra' [17]: 8)

Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih. (QS Al Isra' [17]: 9-10)

Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa. (QS Al Isra' [17]: 11)

wallahu a'lam


About Kavtania

Skills: Multimedia Learning, Information Technology, Numerical Analysis. - Occupation: Business, Lecturer. - Employment: PT Softchip Computama Indonesia, CEO. - Official Website: www.kliksci.com. - Communities: IT Development, Midwifery Industries, Fatinistic.

No comments:

Post a Comment


Contact Form

Name

Email *

Message *

Labels

Translate

Revolusi Akal dan Hati

Melewati sisi waktu yang tak terhenti, bernaung dalam ruang yang tak terbatas, untuk sebuah pemahaman yang tak berujung ...

Total Pageviews