Benda ini mungkin sudah semakin jarang kita lihat. Terlebih lagi bagi kaum urban yang hidupnya jarang bersentuhan kembali dengan perkampungan, daerah asalnya. Namun ingatan kita mungkin masih lekat dengan manfaat dari benda ini.
Tampah adalah ayakan atau penyaring besar yang terbuat dari bambu. Biasanya digunakan untuk mengayak beras, dengan tujuan memisahkan antara beras dan gabah/gabah kopong (kosong). Selain beras, kacang hijau atau bahan makanan lain juga biasa untuk diayak di tampah demi memisahkan antara bahan makanan yang bisa dimasak dengan kotoran atau bahan yang tak dapat dimasak.
Selain berfungsi untuk mengayak, Tampah digunakan untuk meletakkan tumpeng dan hidangan lain dalam perayaan adat jawa.
Pada intinya tampah memiliki space luas untuk meletakkan segala sesuatu yang mampu dimasukkan kedalamnya untuk diayak dengan tujuan memisahkan antara yang baik dengan yang buruk.
Seperti halnya benda yang memiliki fungsi yang similar yakni sebagai penyaring, maka filosofi yang bisa kita ambil dari Tampah ini adalah bahwa:
1. Diperlukan alat dalam hidup kita untuk bisa menyaring hal-hal yang buruk untuk kita pisahkan dari hal-hal yang baik dalam setiap perjalanan kehidupan. Hal baik ini bisa berbentuk benda, orang, atau persoalan-persoalan kehidupan.
2. Sesuatu atau orang yang buruk seperti halnya gabah kosong tadi biasanya akan memiliki bobot lebih ringan dan mudah terbawa angin. Beda halnya dengan sesuatu atau orang yang baik seperti halnya gabah berisi, akan memiliki bobot yang lebih besar sehingga lebih layak untuk kita ambil sebagai sinergi perjalanan kehidupan.
3. Diperlukan wadah penyaring yang lebar untuk bisa menyaring lebih banyak hal-hal buruk dari hal-hal baik tadi. Ibarat kelapangan hati, kita membutuhkan hati yang lebih lapang untuk mampu menyaring lebih banyak persoalan kehidupan yang lebih kompleks.
4. Diperlukan pula keahlian atau teknik menyaring yang bagus untuk bisa melakukan penyaringan secara efektif. Maka jika diumpamakan dengan ilmu dan pengetahuan, kita membutuhkan ilmu dan pengetahuan yang memadai untuk bisa melakukan proses penyaringan dalam kehidupan secara efektif pula.
5. Proses penyaringan menggunakan Tampah membutuhkan sedikit angin semilir untuk bisa memisahkan gabah/beras yang buruk dari beras yang baik. Maka jika diumpamakan dengan proses penyaringan dalam hidup, kita membutuhkan bantuan pihak lain yang tak mesti besar, namun cukup menjadi pendukung kita untuk membedakan mana hal yang buruk dan mana yang baik. Bantuan ini bisa berbentuk nasihat.
Semoga kita bisa belajar banyak dari tanda-tanda alam sebagai penguat kehidupan kita menuju pada kehidupan yang diinginkan oleh Allah SWT, Rabb Yang Memberi Petunjuk Sempurna melalui Alquran agar manusia mampu melakukan penyaringan dalam membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana benar dan mana yang salah.
Wallahu a'lam
No comments:
Post a Comment