Welcome to Kavtania's Blog

Melewati sisi waktu yang tak terhenti, bernaung dalam ruang yang tak terbatas, untuk sebuah pemahaman yang tak berujung ...
Follow Me

AIR DAN API DALAM SINERGI KEHIDUPAN



By  Kavtania     10:12    Labels:, 
Air sering dipersonifikasikan oleh manusia sebagai kesejukan dan kehidupan. Sementara api dipersonifikasikan sebagai kemarahan dan kematian. Lalu apakah api dengan personifikasi negatifnya adalah makhluk ciptaan Tuhan yang tak berguna sama sekali?

Ada satu hal yang mesti kita cermati bahwa air membutuhkan api agar menjadi matang dan terhindar dari bakteri. Tanpa api (panas), maka air tidak mengalami siklus keberlangsungannya di muka bumi. Penguapan dan Kondensasi  adalah proses keseimbangan yang indah dalam menjaga siklus air. 

Sehebat apapun api mengenai air, tidak akan mampu merubah hakikat air. Perubahan panas ketika mengenai air hanya dapat merubah wujud fisik air untuk menjadi es, menjadi uap, atau menjadi air lagi. Beda halnya ketika api bertemu dengan kayu misalnya, hanya akan membuat kayu menjadi sisa karbon dan asap.

Namun api tetaplah api. Hanyalah sebentuk alat bantu. Sementara air adalah pelaku utamanya. Keberadaan api saja hanya menciptakan rasa panas. Sementara keberadaan air saja, tetap menciptakan kesejukan.

Itulah mengapa, api dalam ilmu kimia hanya mengandung unsur Hidrogen (H2). Sementara air, di samping mengandung Hidrogen (H2), juga  memiliki Oksigen (O) dalam sebuah ikatan molekul yang kuat. Dan kita tahu, oksigen adalah unsur yang menjaga nafas kehidupan.

Maka, kehidupan neraka digambarkan oleh Tuhan dengan api yang menyala-nyala karena bisa jadi di dalamnya berisi insan-insan yang terbiasa marah, angkuh dan personifikasi sifat api lainnya. Sementara kehidupan surga digambarkan sebagai air sungai yang mengalir di dalamnya karena bisa jadi insan-insan yang berada di surga adalah mereka yang kehidupannya penuh kesejukan dan kedamaian.

Tuhan sudah memberikan keseimbangan dalam hidup atas kehendak-Nya agar kehidupan bisa berjalan dengan sinergis. Malaikat yang berakal dan Iblis yang memiliki nafsu. Manusia adalah makhluk yang diberikan potensi keduanya. Manusia akan menjadi sangat mulia dibandingkan malaikat jika mampu menggunakan akalnya untuk mengendalikan nafsu. Sebaliknya, manusia  menjadi sangat hina jika lebih memperturutkan hawa nafsu dibandingkan penggunaan akalnya.

Masuk surga karena berakal saja seperti malaikat adalah hal yang biasa. Namun masuk surga karena mampu mengendalikan hawa nafsu dengan kemampuan akalnya adalah hal yang luar biasa. Dan masuk neraka karena lebih menyukai mempotensikan hawa nafsu saja adalah kerugian yang nyata.

Apakah mampu menata api untuk menjaga hakikat air untuk keberlangsungan kehidupan atau membiarkan api menguapkan air sehingga kehidupan terhenti pada satu siklus, atau malah kita memposisikan sebagai kayu bakar yang mudah hangus terbakar oleh api? Pilihan ada pada kita semua.‎

"Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka bertemulah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan." (QS Ar-Rahman [55]: 12)

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari angkasa berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi iru segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (Keesaan dan Kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." (QS. Al-Baqarah [2]: 164)

"Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?" (QS Ar-Rahman [55]: 17) 

Wallahu a'lam



About Kavtania

Skills: Multimedia Learning, Information Technology, Numerical Analysis. - Occupation: Business, Lecturer. - Employment: PT Softchip Computama Indonesia, CEO. - Official Website: www.kliksci.com. - Communities: IT Development, Midwifery Industries, Fatinistic.

1 comment:


Contact Form

Name

Email *

Message *

Labels

Translate

Revolusi Akal dan Hati

Melewati sisi waktu yang tak terhenti, bernaung dalam ruang yang tak terbatas, untuk sebuah pemahaman yang tak berujung ...

Total Pageviews